Kamis, 04 Juni 2020

TIPS MEMBACA PUISI

Anda ingin mengikuti lomba baca puisi? Atau Anda akan melakukan penilaian baca puisi di kelas? Simaklah tips berikut ini agar Anda dapat membaca puisi dengan baik.

 1. Perhatikan irama, mimik, kinesik, dan volume suara

Membaca puisi harus memperhatikan irama, mimik, kinesik, dan volume suara yang sesuai dengan isi puisi. Irama merupakan gelombang turun naik, keras lembut, dan panjang pendek suara, atau bunyi bahasa. Mimik merupakan perubahan atau ekspresi raut muka seseorang. Kinesik merupakan gerak tangan dan tubuh untuk berkomunikasi atau mendukung ekspresi. Volume suara merupakan keras lemahnya suara yang disesuaikan dengan isi puisi.

2. Artikulasi kata

Puisi akan mudah dipahami jika pelafalan atau pengucapan kata-kata dalam puisi tersebut diucapkan dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

3. Memberi tanda

Membaca puisi yang indah dan penuh penjiwaan juga harus mempertimbangkan intonasi yang benar. Agar intonasi yang dibacakan mudah dipahami sesuai dengan makna puisi maka perlu menuliskan beberapa tanda untuk membantu mengucapkan dengan benar. Tanda tersebut bisa meliputi tanda untuk nada datar, nada naik, nada turun, tanda untuk kata-kata penting dan tandai pula bagian yang harus dibaca lembut atau yang harus dibaca keras.

Tak hanya tanda untuk membantu intonasi membaca tapi juga tanda untuk untuk berhenti membaca. Berikan tanda tertentu di bagian kata untuk berhenti sebentar, berhenti agak lama dan berhenti lama.

5. Mengekspresikan puisi

Setelah pemberian tanda yang penting pada beberapa bagian kata dalam puisi maka saatnya membaca sambil mengekspresikan puisi tersebut sesuai dengan tanda-tanda tersebut. Banyak berlatih tentu akan sangat membantumu untuk menyampaikan makna puisi secara tepat dan menambah rasa percaya diri.

Rabu, 03 Juni 2020

Pengertian Teks Prosedur

Setiap hari, kita melakukan suatu kegiatan. Misalnya membaca buku, naik kendaraan, menggunakan alat elektronik, memasak, beribadah, dan sebagainya. Agar dalam melakukan kegiatan tersebut dengan benar kita memerlukan serangkaian petunjuk untuk melakukan kegiatan tersebut. 

Petunjuk-petunjuk itulah yang dinamakan teks prosedur. Nama lain teks prosedur adalah kiat, tips, resep, dan cara jitu. 

Contoh Teks Prosedur


Cara Menghidupkan Komputer

Komputer merupakan salah satu perangkat elektronik yang sering digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Sebelum digunakan, komputer ini harus dihidupkan terlebih dahulu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghidupkan komputer. 
  1. Pastikan kabel-kabel sudah terpasang dengan benar.
  2. Hidupkan stabilizer voltage jika ada.
  3. Hidupkan monitor dengan menekan tompol power pada monitor .
  4. Hidupkan CPU dengan menekan tombol power pada CPU .
  5. Tunggu hingga proses booting selesai sampai muncul layar desktop.
  6. Komputer sudah siap dipakai.

Kamis, 28 Mei 2020

Kegiatan yang Perlu Dilakukan Ketika Membaca Puisi

Berikut ini adalah kegiatan yang perlu kita lakukan ketika akan membacakan puisi.

1. Pahami isi puisi.
2. Lafalkan tiap kata dengan jelas.
3. Berikan penekanan pada kata-kata tertentu.
4. Apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah. Usahakan pandangan mata tertuju ke depan.
5. Jangan terlihat gugup dan gemetar.
6. Apabila diperlukan, gunakan gerakan tubuh (misalnya tangan) tetapi jangan berlebihan.
7. Jangan tergesa-gesa saat membaca. Berikan jeda pada tiap baris.
8. Bacalah puisi dengan penuh perasaan. Bayangkan bahwa Anda benar-benar mengalami kisah yang diceritakan dalam puisi tersebut. 

Senin, 25 Mei 2020

Langkah-Langkah Menyusun Resensi

Anda ingin menyusun resensi? 

Perhatikan langkah-langkah berikut ini!

1. Bacalah keseluruhan isi buku!
2. Catatlah pokok-pokok isi buku!
3. Cari tahu latar belakang penulis atau informasi sesuai isi buku!
4. Buatlah judul resensi yang menarik! 
5. Tulislah identitas buku yang diresensi!
6. Buatlah pendahuluan yang menarik!
7. Tulislah sinopsis buku!
8. Berikan penilaian terhadap isi buku! 
9. Buatlah kesimpulan mengenai kelayakan buku pada bagian penutup!
10. Suntinglah resensi yang sudah dibuat!

Selasa, 19 Mei 2020

STRUKTUR RESENSI

Resensi dibentuk dari beberapa unsur. Unsur pembangun resensi meliputi judul resensi, data buku, pembukaan, tubuh resensi, dan penutup.

a. Judul Resensi
Judul resensi menggambarkan isi resensi. Judul resensi ditulis secara singkat dan jelas. Judul resensi juga harus menarik untuk menimbulkan minat pembaca.

b. Data Buku
Data buku disebut juga identitas buku. Data buku mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan, tebal buku, dan harga buku.

c. Pendahuluan 
Pendahuluan memaparkan perihal umum yang berkaitan dengan buku atau pengarang.
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan pengarang. Pendahuluan juga dapat berisi perbandingan karya yang pernah dibuat penulis. Alternatif lainnya adalah memberikan pertanyaan retoris yang menggugah kesadaran dan keinginan pembaca untuk membaca lebih lanjut resensi tersebut. 

Senin, 18 Mei 2020

UNSUR PEMBANGUN BUKU NONFIKSI



Buku nonfiksi memiliki unsur pembangun berupa bagian pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka berisi kata pengantar, daftar isi, dan pendahuluan. Bagian isi merupakan garis besar pembahasan atau penjelasan materi. Sementara itu, bagian penutup terdiri atas simpulan, glosarium, daftar pustaka, dan indeks.

Kata Pengantar 
Kata pengantar berisi pengantar penulis sebagai pembukaan buku. Kata pengantar berisi alasan penyusunan buku, gambaran secara umum isi buku, dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan buku.

Daftar Isi
Daftar isi adalah lembaran halaman yang menjadi petunjuk pokok isi buku beserta nomor halaman. daftar isi memudahkan pembaca menemukan informasi yang dicari dalam buku.

Pendahuluan
Pendahuluan berisi informasi singkat mengenai isi buku. Penulis juga dapat menyampaikan inti sari buku dalam pendahuluan. 

Isi
Bagian isi buku merupakan bagian inti buku. Bagian isi memuat berbagai informasi yang akan disampaikan penulis. Bagian isi terdiri atas beberapa bab dan subbab sesuai selera penulis.

Penutup atau Simpulan
Bagian penutup atau simpulan merupakan bagian akhir dalam sebuah buku. Bagian ini menyajikan inti sari dari buku yang telah diuraikan sebelumnya. 

Glosarium
Glosarium berisi istilah penting yang terdapat dalam bagian isi. Istilah tersebut dilengkapi dengan artinya. Glosarium ditulis secara alfabetis.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi acuan atau referensi dalam menyusun buku. Daftar pustaka menampilkan nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, dan nama penerbit.

Indeks 
Indeks berisi daftar kata kunci beserta halaman kata tersebut dalam buku. Indeks ditulis secara alfabetis.


Cara Praktis Menulis Buku Non Fiksi Halaman 1 - Kompasiana.com

Rabu, 13 Mei 2020

Unsur Pembangun Buku Fiksi

Unsur pembangun buku fiksi ada 2 yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
a. Unsur Intrinsik Buku Fiksi
Cerita dalam buku fiksi dikembangkan dengan unsur intrinsik. 
1. Tema 
Tema adalah landasan dasar penulisan cerita. Sebagai dasar cerita, tema akan dikembangkan menjadi jalinan cerita. Tema yang digunakan dalam buku fiksi misalnya masalah sosial, religius, hingga cinta kasih.
2. Alur
Alur adalah pola pengembangkan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Berdasarkan waktunya, alur dalam buku fiksi dapat dibagi menjadi alur maju, mundur, dan campuran.
3. Latar
Latar dalam cerita fiksi dibagi menjadi 4, yaitu latar tempat, waktu, suasana, dan sosial budaya. 
a. Latar tempat 
Latar tempat berkaitan dengan lokasi terjadinya kejadian pada sebuah cerita. 
b. Latar waktu
Latar waktu berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa yang terjadi pada sebuah cerita fiksi. 
c. Latar suasana
Latar suasana menggambarkan suasana kejadian pada cerita fiksi. 
d. Latar sosial budaya 
Latar sosial budaya berhubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakat.
4.Penokohan
Penokohan adalah penulisan gambaran jelas tentang seseorang dalam sebuah cerita. Berdasarkan perwatakannya, tokoh dalam buku fiksi dibagi menjadi tokoh protagonis dan antagonis. 
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. 
6. Amanat
Amanat 

Selasa, 12 Mei 2020

Batasan Buku Fiksi dan Nonfiksi

Berdasarkan isinya, buku dapat dibagi menjadi 2 yaitu fiksi dan nonfiksi.

Buku fiksi adalah buku yang bersifat rekaan. Isi buku fiksi dipengaruhi oleh imajinasi pengarang. Buku nonfiksi adalah buku yang berisi fakta. Isi buku nonfiksi disajikan berdasarkan data ataupun penelitian.

Macam-macam Buku Fiksi
a. Novel 
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
b. Antologi Cerpen
Cerpen adalah cerita pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal pada satu tokoh atau satu situasi. Antologi cerpen adalah kumpulan cerpen karya seseorang atau beberapa orang yang ditulis dalam satu buku. 
c. Antologi Puisi
Puisi adalah karya sastra yang bahasanya terikat oleh rima, irama, serta penyusunan larik dan bait. Antologi puisi adalah kumpulan puisi seserang atau beberapa orang yang ditulis dalam satu buku.
d. Naskah Drama
Drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku atau dialog yang diperankan. Naskah drama dapat dibuat menjadi sebuah buku cetak.

Macam-macam Buku Nonfiksi
a. Biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain. Orang yang dibuat biografinya adalah orang terkenal dan berpengaruh.
b. Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai pendamping buku utama. Buku pengayaan dapat menambah pengetahuan pembaca. Biasanya, buku pengayaan digunakan sebagai pendamping buku pelajaran sekolah.
c. Motivasi
Buku motivasi merupakan buku yang dapat menimbulkan semangat hidup pembacanya. Buku motivasi biasanya berisi kiat-kiat untuk sukses atau keluar dari masalah hidup.



Selasa, 28 April 2020

Majas dalam Puisi

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang disampaikan secara imajinatif.

Penggunaan majas banyak ditemui dalam karya-karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, maupun drama. 

Berikut ini adalah majas yang sering digunakan dalam penulisan puisi.

Majas Metafora
Adalah majas yang membandingkan dua hal secara singkat dan padat. 
Contoh: dewi malam bersinar terang (dewi malam = rembulan)

Majas Hiperbola
Adalah majas yang menggambarkan suatu hal secara berlebih-lebihan.
Contoh: air matanya mengalir menganak sungai


Majas Personifikasi
Adalah majas yang menggambarkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah dapat melakukan aktivitas seperti manusia.
Contoh: mentari tersenyum menyapaku

Majas Simile 
Adalah majas yang ditandai dengan kata seperti, ibarat, bagaikan, laksana.
Contoh: engkau ibarat rembulan yang menerangi malamku

Senin, 20 April 2020

IMAJI DALAM PUISI

Pengimajian (pencitraan) adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. 

Pengimajian meliputi imaji visual, auditif, dan taktil.

a. Imaji Visual (Penglihatan)
Imaji visual adalah pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan bisa dilihat oleh pembaca. 

Contoh : 

Rick dari Corona

(Di Queens Plaza di stasiun trem bawah tanah ada tulisan di satu temboknya: "Rick dari Corona telah di sini. Di mana engkau, Betsy?")

Karya : W.S. Rendra

b. Imaji Auditif (Pendengaran)
Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh penyair sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan penyair.
Contoh: 

Tidurlah Intan

Si gadis menyanyi "Tidurlah Intan" 
Dan padanya yang ditimang di pangkuan. 
"Burung yang manis jangan tualang minumlah air rinduku sayang.
Mata cerlang aduan rindu dan dendam. 
Mata air yang meminta diri tenggelam.

Karya : W. S. Rendra

c. Imaji Taktil (Perabaan)
Imaji taktil (perabaan) adalah citraan yang dirasakan oleh indra peraba (kulit). 

Contoh: 

Angin Pagi
 
Merendah angin pagi yang dingin
Suara yang dingin
Surya yang masih juga hidup aliasnya memijar, berpijar-pijar di antara bulu-bulu mata.

Karya : Supardi Djoko Damono


Selasa, 14 April 2020

Pembacaan Puisi dengan Memperhatikan Vokal, Ekspresi, dan Intonasi

Puisi ditulis untuk dibacakan. Pembacaan puisi disebut dengan deklamasi puisi. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat membacakan puisi. 

a. Lafal atau Pelafalan
Lafal atau pelafalan adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi. Pelafalan disebut artikulasi. Pelafalan menyangkut seberapa jelas seseorang mengucapkan setiap kata dalam baris-baris puisi yang dibacanya. Pembaca puisi yang baik harus memperhatikan kejelasan setiap kata yang diucapkannya. Untuk dapat melafalkan setiap kata dalam puisi dengan baik, pembaca puisi harus berlatih mengucapkan setiap kata dengan benar. Kegiatan tersebut dapat diawali dengan melafalkan semua bunyi vokal seperti a, i, u, e, o secara jelas dan bulat. Kemudian melafalkan semua bunyi konsonan. 

b. Ekspresi
Ekspresi adalah perubahan raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi. Ekspresi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. 

c. Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara. Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris puisi yang menandakan semangat. 
Intonasi juga berkaitan erat dengan jeda antarkata, antarbaris, dan antarparagraf.






Senin, 13 April 2020

Komponen Penting dalam Puisi

Ada 3 komponen penting dalam puisi yaitu suasana, tema, dan makna puisi.

a. Suasana Puisi
Suasana puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca suatu puisi. Suasana dalam puisi misalnya gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, gelisah, tenang, pasrah, bingung, sepi, dan khusyuk.

b. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Tema puisi bersifat khusus, berorientasi pada pribadi penyair, dan subjektif. Tema dalam puisi misalnya ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, alam, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan. 

c. Makna Puisi
Makna puisi mengandung pesan yang disampaikan penyair dengan memiliki maksud tertentu. Pesan dalam suatu puisi bisa lebih dari satu.


Kamis, 09 April 2020

STRUKTUR PUISI

Puisi terdiri atas struktur fisik dan struktur batin.

a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. 
1. Tipografi 
Tipografi atau perwajahan puisi merupakan bentuk penulisan puisi. 
2. Diksi 
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya.
3. Imaji
Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia.
4. Kata Konkret 
Kata konkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.
6. Rima
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.

b. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi sering disebut hakikat puisi. 
1. Tema
Tema adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. 
2. Rasa
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. 
3. Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya, nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditunjukkan penyair kepada pembaca. Misalnya nada menggurui, mendikte, atau sombong.
4. Amanat
Amanat puisi merupakan pesan yang terkandung di dalam sebuah  puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi secara langsung. 

Senin, 06 April 2020

Unsur-unsur Kebahasaan dalam Teks Biografi

Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks biografi adalah sebagai berikut. 

a.Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung adalah kata yang berfungsi sebagai penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. 

Konjungsi menurut fungsinya dikelompokkan menjadi lima kelompok sebagai  berikut.

1. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang setara.
Konjungsi yang dimaksud adalah: dan, atau, serta, tetapi. 

2. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan unsur-unsur yang tidak setara. Unsur-unsur yang dimaksud adalah klausa. Konjungsi yang dimaksud adalah setelah, sesudah, sebelum, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, jika, kalau, jikalau, asal, asalkan, bila, manakala, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, agar, supaya, agar supaya, biar, biarpun, meski, meskipun, sekalipun, walau, walaupun, sungguhpun, kendatipun, seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, sebab, karena, oleh karena, hingga, sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, dan bahwa.

3. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa. Kedua unsur yang digabungkan mempunyai kedudukan sama. 
Konjungsi yang dimaksud adalah : baik ... maupun ..., tidak hanya ..., tetapi ..., demikian ... sehingga ..., apa (kah) ... atau ..., entah ... entah ..., jangankan ..., ... pun ...

4. Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang bertugas menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. 
Konjungsi yang dimaksud : biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malahan, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu

5. Konjungsi antarparagraf yaitu konjungsi yang bertugas menghubungkan dua paragraf. Lebih tepatnya konjungsi antarparagraf yang menghubungkan kalimat terakhir dan kalimat pertama dua paragraf yang berurutan letaknya. 
Konjungsi yang dimaksud adalah: adapun, akan hal, mengenai, dalam pada itu, alkisah, arkian, sebermula, dan syahdan.

b. Rujukan Kata
Rujukan kata adalah satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang dan penunjuk).

1) Kata Ganti Orang/ Pronomina Persona
- Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok. 
1. Persona pertama atau kata ganti orang pertama. Tunggal: saya, aku, daku, -ku, ku-. Jamak: eksklusif (kami), inklusif (kita)
2. Persona kedua atau kata ganti orang yang menunjuk pada orang kedua atau yang diajak bicara. Tunggal: engkau, kamu, Anda, dikau, kau, -mu
3. Persona ketiga atau kata ganti yang menunjuk orang yang dibicarakan.
Tunggal: ia, dia, beliau, -nya
Jamak: netral: mereka, -nya

2) Pronomina Penunjuk 
Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu. 
Bentuknya: ini, anu, sini, situ, itu, begini, demikian

c. Kata Kerja (Verba) 
Ciri-ciri verba:
- Dalam kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti. 
- Verba mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas.
- Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti 'paling

💕Verba yang ada di teks biografi
1. Verba tindakan (verba aktif), yaitu verba yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh.
Contoh: belajar, membaca, berjalan, menulis

2. Verba pasif, yaitu verba yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan.
Contoh: diberi, ditugaskan, dipilih 

3. Verba mental, yaitu verba yang berhubungan dengan aktivitas mental dalam rangka penggambaran peran tokoh.
Contoh: memahami, menyayangi, menyetujui, mencintai, menginspirasi

d. Kata sifat (Adjektiva)
Adjektiva adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Ciri-ciri adjektiva:
- Dapat diberi keterangan pembanding (lebih, kurang, paling)
Contoh: paling rajin (adjektiva = rajin)
- Dapat diberi keterangan penguat (sangat, amat, benar, sekali, terlalu)
Contoh: sangat indah (adjektiva = indah)
- Dapat diingkari dengan kata ingkar (tidak)
Contoh: tidak nakal (adjektiva = nakal)





Selasa, 31 Maret 2020

Unsur-unsur Debat

1. Tim Positif atau Tim Afirmasi
     Adalah tim yang mendukung atau      menyetujui mosi.
2. Tim Negatif atau Tim Oposisi
     Adalah tim yang menentang atau        tidak menyetujui mosi.
3. Tim Netral
     Adalah tim penengah dalam                debat. Tim netral tidak wajib hadir      dalam debat.
4. Penonton atau juri
5. Moderator
    Adalah orang yang mengatur               jalannya debat.
6. Penulis (notulis)
    Adalah orang yang menulis hasil         debat.

Senin, 30 Maret 2020

Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

PUISI LAMA
- Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan. 
- Puisi lama masih terikat persajakan, jumlah kata dalam setiap larik, dan jumlah larik dalam setiap bait.
- Jenis puisi lama misalnya pantun, syair, mantra, gurindam, seloka, bidal, karmina, dan talibun.

PUISI BARU
- Puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan baku puisi lama.
- Puisi baru memiliki bentuk tipografi yang lebih luas dan lebih bebas jika dibandingkan dengan puisi lama.
- Jenis puisi baru misalnya balada, hymne, epigram, romansa, elegi, satire, distikon, terzina, kuatren, kuintet, sekstet, septima, oktaf, soneta, dan kontemporer.


Minggu, 29 Maret 2020

Mencari Ide Menulis Puisi

Anda ingin menulis puisi untuk tugas sekolah atau untuk mengikuti lomba? Namun, Anda bingung belum memiliki ide untuk menulis puisi tersebut? Ayo, kita bersama-sama mencari ide untuk menulis puisi!

1. Ungkapkan apa yang dirasakan oleh hati Anda.

Perasaan marah, sedih, kecewa, putus asa, maupun bahagia dapat diungkapkan menjadi sebuah puisi.

2. Tulislah apa yang dirasakan oleh pancaindera Anda.

Apa yang dirasakan mata, hidung, mulut, telinga, dan kulit kita bisa dijadikan ide untuk menulis puisi.
Misalnya, saat kita mencium bau tidak sedap saat kita melintasi tempat pembuangan sampah.

3. Simaklah berita atau peristiwa yang terjadi di sekitar Anda maupun di berbagai belahan dunia.

Berita yang sedang fenomenal di sekitar kita seperti penyebaran virus covid 19 bisa menjadi sebuah puisi.

4. Tulislah keinginan, harapan, impian, cita-cita, dan doa Anda.

Apa yang menjadi keinginan kita bisa juga ditulis menjadi puisi.

5. Imajikan diri kita menjadi orang lain, makhluk lain, atau benda mati yang seolah-olah bisa bernyawa.

Kita bisa membayangkan menjadi seekor kupu-kupu yang sedang mencari madu di taman bunga ataupun menjadi sebatang lilin yang rela terbakar demi menerangi sebuah ruangan. Kita bisa juga berimajinasi menjadi seorang tenaga medis yang sedang menangani virus covid 19.

Itulah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencari ide dalam menulis puisi.