Selasa, 28 April 2020

Majas dalam Puisi

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang disampaikan secara imajinatif.

Penggunaan majas banyak ditemui dalam karya-karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, maupun drama. 

Berikut ini adalah majas yang sering digunakan dalam penulisan puisi.

Majas Metafora
Adalah majas yang membandingkan dua hal secara singkat dan padat. 
Contoh: dewi malam bersinar terang (dewi malam = rembulan)

Majas Hiperbola
Adalah majas yang menggambarkan suatu hal secara berlebih-lebihan.
Contoh: air matanya mengalir menganak sungai


Majas Personifikasi
Adalah majas yang menggambarkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah dapat melakukan aktivitas seperti manusia.
Contoh: mentari tersenyum menyapaku

Majas Simile 
Adalah majas yang ditandai dengan kata seperti, ibarat, bagaikan, laksana.
Contoh: engkau ibarat rembulan yang menerangi malamku

Senin, 20 April 2020

IMAJI DALAM PUISI

Pengimajian (pencitraan) adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. 

Pengimajian meliputi imaji visual, auditif, dan taktil.

a. Imaji Visual (Penglihatan)
Imaji visual adalah pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan bisa dilihat oleh pembaca. 

Contoh : 

Rick dari Corona

(Di Queens Plaza di stasiun trem bawah tanah ada tulisan di satu temboknya: "Rick dari Corona telah di sini. Di mana engkau, Betsy?")

Karya : W.S. Rendra

b. Imaji Auditif (Pendengaran)
Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh penyair sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan penyair.
Contoh: 

Tidurlah Intan

Si gadis menyanyi "Tidurlah Intan" 
Dan padanya yang ditimang di pangkuan. 
"Burung yang manis jangan tualang minumlah air rinduku sayang.
Mata cerlang aduan rindu dan dendam. 
Mata air yang meminta diri tenggelam.

Karya : W. S. Rendra

c. Imaji Taktil (Perabaan)
Imaji taktil (perabaan) adalah citraan yang dirasakan oleh indra peraba (kulit). 

Contoh: 

Angin Pagi
 
Merendah angin pagi yang dingin
Suara yang dingin
Surya yang masih juga hidup aliasnya memijar, berpijar-pijar di antara bulu-bulu mata.

Karya : Supardi Djoko Damono


Selasa, 14 April 2020

Pembacaan Puisi dengan Memperhatikan Vokal, Ekspresi, dan Intonasi

Puisi ditulis untuk dibacakan. Pembacaan puisi disebut dengan deklamasi puisi. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat membacakan puisi. 

a. Lafal atau Pelafalan
Lafal atau pelafalan adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi. Pelafalan disebut artikulasi. Pelafalan menyangkut seberapa jelas seseorang mengucapkan setiap kata dalam baris-baris puisi yang dibacanya. Pembaca puisi yang baik harus memperhatikan kejelasan setiap kata yang diucapkannya. Untuk dapat melafalkan setiap kata dalam puisi dengan baik, pembaca puisi harus berlatih mengucapkan setiap kata dengan benar. Kegiatan tersebut dapat diawali dengan melafalkan semua bunyi vokal seperti a, i, u, e, o secara jelas dan bulat. Kemudian melafalkan semua bunyi konsonan. 

b. Ekspresi
Ekspresi adalah perubahan raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi. Ekspresi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. 

c. Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara. Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris puisi yang menandakan semangat. 
Intonasi juga berkaitan erat dengan jeda antarkata, antarbaris, dan antarparagraf.






Senin, 13 April 2020

Komponen Penting dalam Puisi

Ada 3 komponen penting dalam puisi yaitu suasana, tema, dan makna puisi.

a. Suasana Puisi
Suasana puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca suatu puisi. Suasana dalam puisi misalnya gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, gelisah, tenang, pasrah, bingung, sepi, dan khusyuk.

b. Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Tema puisi bersifat khusus, berorientasi pada pribadi penyair, dan subjektif. Tema dalam puisi misalnya ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, alam, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan. 

c. Makna Puisi
Makna puisi mengandung pesan yang disampaikan penyair dengan memiliki maksud tertentu. Pesan dalam suatu puisi bisa lebih dari satu.


Kamis, 09 April 2020

STRUKTUR PUISI

Puisi terdiri atas struktur fisik dan struktur batin.

a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. 
1. Tipografi 
Tipografi atau perwajahan puisi merupakan bentuk penulisan puisi. 
2. Diksi 
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya.
3. Imaji
Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia.
4. Kata Konkret 
Kata konkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.
6. Rima
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.

b. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi sering disebut hakikat puisi. 
1. Tema
Tema adalah unsur utama pada puisi karena berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. 
2. Rasa
Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. 
3. Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya, nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditunjukkan penyair kepada pembaca. Misalnya nada menggurui, mendikte, atau sombong.
4. Amanat
Amanat puisi merupakan pesan yang terkandung di dalam sebuah  puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi secara langsung. 

Senin, 06 April 2020

Unsur-unsur Kebahasaan dalam Teks Biografi

Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks biografi adalah sebagai berikut. 

a.Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung adalah kata yang berfungsi sebagai penghubung kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. 

Konjungsi menurut fungsinya dikelompokkan menjadi lima kelompok sebagai  berikut.

1. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, atau klausa yang setara.
Konjungsi yang dimaksud adalah: dan, atau, serta, tetapi. 

2. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan unsur-unsur yang tidak setara. Unsur-unsur yang dimaksud adalah klausa. Konjungsi yang dimaksud adalah setelah, sesudah, sebelum, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, jika, kalau, jikalau, asal, asalkan, bila, manakala, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, agar, supaya, agar supaya, biar, biarpun, meski, meskipun, sekalipun, walau, walaupun, sungguhpun, kendatipun, seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, sebab, karena, oleh karena, hingga, sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, dan bahwa.

3. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa. Kedua unsur yang digabungkan mempunyai kedudukan sama. 
Konjungsi yang dimaksud adalah : baik ... maupun ..., tidak hanya ..., tetapi ..., demikian ... sehingga ..., apa (kah) ... atau ..., entah ... entah ..., jangankan ..., ... pun ...

4. Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang bertugas menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lain. 
Konjungsi yang dimaksud : biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasanya, malahan, bahkan, akan tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu

5. Konjungsi antarparagraf yaitu konjungsi yang bertugas menghubungkan dua paragraf. Lebih tepatnya konjungsi antarparagraf yang menghubungkan kalimat terakhir dan kalimat pertama dua paragraf yang berurutan letaknya. 
Konjungsi yang dimaksud adalah: adapun, akan hal, mengenai, dalam pada itu, alkisah, arkian, sebermula, dan syahdan.

b. Rujukan Kata
Rujukan kata adalah satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang dan penunjuk).

1) Kata Ganti Orang/ Pronomina Persona
- Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok. 
1. Persona pertama atau kata ganti orang pertama. Tunggal: saya, aku, daku, -ku, ku-. Jamak: eksklusif (kami), inklusif (kita)
2. Persona kedua atau kata ganti orang yang menunjuk pada orang kedua atau yang diajak bicara. Tunggal: engkau, kamu, Anda, dikau, kau, -mu
3. Persona ketiga atau kata ganti yang menunjuk orang yang dibicarakan.
Tunggal: ia, dia, beliau, -nya
Jamak: netral: mereka, -nya

2) Pronomina Penunjuk 
Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu. 
Bentuknya: ini, anu, sini, situ, itu, begini, demikian

c. Kata Kerja (Verba) 
Ciri-ciri verba:
- Dalam kalimat, verba berfungsi sebagai predikat atau predikat inti. 
- Verba mengandung makna dasar perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas.
- Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti 'paling

💕Verba yang ada di teks biografi
1. Verba tindakan (verba aktif), yaitu verba yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh.
Contoh: belajar, membaca, berjalan, menulis

2. Verba pasif, yaitu verba yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan.
Contoh: diberi, ditugaskan, dipilih 

3. Verba mental, yaitu verba yang berhubungan dengan aktivitas mental dalam rangka penggambaran peran tokoh.
Contoh: memahami, menyayangi, menyetujui, mencintai, menginspirasi

d. Kata sifat (Adjektiva)
Adjektiva adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.
Ciri-ciri adjektiva:
- Dapat diberi keterangan pembanding (lebih, kurang, paling)
Contoh: paling rajin (adjektiva = rajin)
- Dapat diberi keterangan penguat (sangat, amat, benar, sekali, terlalu)
Contoh: sangat indah (adjektiva = indah)
- Dapat diingkari dengan kata ingkar (tidak)
Contoh: tidak nakal (adjektiva = nakal)